Selasa, 05 April 2016

Sahabat Sejati



Sahabat Sejati Tak Akan Pernah Terganti

Dina dan Dini adalah sahabat karib sejak masih duduk di bangku SD, sekarang tiba waktunya mereka berpisah. Mereka sudah kelas 6 dan akan lulus menempuh pendidikan yang lebih tinggi lagi. Keduanya memilih ke sekolah lanjutan yang berbeda sesuai minat dan bakat mereka masing masing. Dina yang berambut sebahu, kulitnya lumayan putih, dan berasal dari keluarga yang mampu melanjutkan ke sekolah yang favorit di kota mereka. Sedangkan Dini yang berambut agak panjang, kulit sawo matang dan lahir keluarga yang sederhana hanya melanjutkan ke sekolah biasa. Keduanya tetap menjaga komunikasi.
Hingga pada akhir mereka kelas 9, komunikasi pun jarang bertemu juga tidak ada waktu. Keduanya sibuk dengan urudannya masing masing. Tapi, Dina mencoba tetap menjaga keutuhan persahabatan mereka berdua, Dina mencoba bermain ke rumah Dini dan mencoba menghubungi Dini tetapi Dini hanya cuek dan hanya mementingkan urusan sekolahnya. Dina yang sudah mulai muak dengan itu semua. Dia melanjutkan sekolahnya ke kota lain meninggalkan Dini. Suatu ketika Dini merasa kesepian dan rindu dengan sahabatnya Dina, dan Dini mencoba bermain ke rumah Dina tapi Dini mendapati berita bahwa Dina sudah pindah sejak lama. Dan Dina menitipkan sebuah surat yang isinya.
“Hai Dini sahabatku, apa kabar engkau? Semoga baik-baik saja. Aku sudah pindah meninggalkanmu, sebenarnya aku sudah berusaha mengabarimu tapi kamu gak pernah ada waktu. Kamu tahu gak? Aku sayang banget sama kamu, aku pengen persahabatan kita langgeng sampai kita tua tetap bersama. Tapi ini sudah menjadi keputusankuku harus ikut dengan orangtuaku. Suatu saat jika aku sudah pulang kalau aku dan kamu sudah besar kita tetap sahabatan kan? Kamu juga sayang kan sama aku? Kamu mau kan jadi sahabatku selamanya? Oiya aku hampir lupa. Sebenarnya satu hari sebelum aku pergi aku sempat ke rumah kamu ingin mengabarkan dan akan mengajakmu ke suatu tempat sebagai perjumpaan akhir sebelum aku pergi, tapi kata ibumu kamu lagi pergi dengan teman teman baru SMP-mu. Saat itu aku kecewa dan cemburu banget tapi aku coba ngertiin kok kalau kamu sibuk. Dan akhirnya aku buat surat ini untukmu. Aku selalu sayang kamu your my best friend.”
Nggak terasa air mata Dini jatuh deras sekali saat membaca surat dari sahabatnya itu, di antara isak tangisnya ia berkata, “Dina, aku juga sayang sama kamu maafkan aku ya yang selalu sibuk dengan urusanku, ku tunggu sampai kamu pulang nanti, your my best friend.” dan Dina pun menyesal karena tidak pernah ada waktu buat sahabat karibnya. Tetapi beberapa tahun kemudian mereka sudah dewasa, Dina pulang dari luar kota dan Dini yang mendapati kabar tersebut langsung menggoes sepeda kenangannya dengan sahabatnya itu menuju rumah sahabatnya, Dina. Akhirnya mereka bertemu dan Dini memeluk Dina dengan erat. Dini takut kehilangan sahabatnya untuk kedua kalinya. Dan akhirnya mereka saling mengerti memahami waktu untuk mereka bertemu dan bercanda tertawa bersama seperti masa kecilnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar