Autobiografi
Nama saya adalah
Adi Subroto, saya lahir pada tanggal 28 Janiari tahun 1995, tepatnya saya
terlahir di sebuah kota kecil yang masih asri, rindang, sejuk dan juga nyaman
untuk di tinggali,kota yang masih tertata rapi akan semuanya dan juga masih
terjaga dengan aman tentang kearifan local budayanya yang masih mengalir dengan
kental,serta generasi penerusnya yang masih semangat untuk berjuang. Kota yang
kaya akan tempat wisata, tempat yang belum banyak orang tau tentang keindahan
alamnya, kota yang kaya akan hasil buminya, kota penghasil nasi tiwul terbesar
se Jawa Timur beserta jajanan khas yang banyak orang memburunya. Kota yang
mempunyai motto “Berteman Hati” inilah saya dilahirkan, di didik, di arahkan,
di besarkan, di beri kasih sayang, di beri pengertian dimana saya menjadi tau
tentang banyak hal di luar sana, dan juga kota dimana saya di peluk erat oleh
kedua orang tua saya dan para keluarga saya.
Trenggalek,
itulah kota tercinta saya, dan Panggul adalah Desa dimana saya bertempat
tinggal bersama kedua Orang tua saya bersama Kakak saya dan Keluarga-keluarga
saya. Desa Panggul adalah Desa dimana saya selalu nyaman saat di sana dan desa
tempat bermain saya bersama banyak sekali teman saya, desa yang selalu ada di
hati saya, desa yang tak pernah saya lupakan selama saya masih berada di dunia
ini, dan Desa Panggul adalah Desa yang selalu saya rindukan sampai kapanpun dan
dimanapun saya berada. Desa kecil yang tak pernah tergantikan, itulah yang akan
saya pegang untuk memperjuangkan tanah kelahiran saya, dan juga desa dimana
saya akan memperkenalkan pada teman-teman baru saya, agar mereka tahu dan ingin
berkunjung ke tempat tinggal saya agar mereka juga biasa menikmati alam yang
masih asri di tanah kelahiran saya sehingga mereka bisa melihat saya dari diri
saya dan juga tanah kelahiran saya yang tercinta.
Saya bisa
sebesar ini karena kasih sayang yang selalu di berikan kepada saya dari kedua
orang tua saya. Ayah saya bernama Mulyoto, dia seorang pemimpin yang tegas dan
berdedikasi tinggi dalam kehidupan keluarga saya, dan beliau juga panutan bagi
keluarga saya, beliau orangnya sabar, penyayang, berpengertian, pekerja keras,
beliau orangnya lincah, tau banyak hal, skillnya bagus, dan beliau orangnya
berpengertian. Ayah saya dulu adalah seorang arsitek, karena sekarang sudah
tua, beliau hanya di andalkan desain gambarannya saja dan juga sebagai pemantau
saat pekerjaan itu di laksanakan. Gambaran beliau sangat banyak di minati di
desa saya, karena saat beliau menggambar, beliau juga memmperhitungkan segala
kemungkinan yang terjadi, dan beliau memilih untuk membuat bangunan itu semua
dengan kontruksi yang kuat dan kokoh dengan perhitungan yang sudah tepat dan
matang, agar saat bangunan itu sudah berdiri akan menghasilkan bangunan yang
megah, kuat, kokoh dan juga memiliki nilai seni yang tinggi.
Malaikat tak
bersayap, itulah kata terindah untuk ibu saya, ibu yang selalu dengan tulus
ikhlas berkorban demi anaknya, dengan rela memperjuangkan masa depan anaknya
agar anaknya bisa menjadi orang yang lebih baik dan lebih berguna untuk
kedepannya. Linarti, itulah nama ibu saya, beliau adalah seorang guru, beliau
adalah wanita tercantik yang ada di muka bumi ini dan juga beliau adalah orang
paling sabar dan paling berpengertian kepada saya dan juga keluarga saya. Di
usianya yang sudah tua ini beliau masih dengan sekuat tenaga untuk tetap
mencari rezeki untuk menghidupi anak-anaknya agar kelak suatu saat nanti
anaknya bisa mengerti tentang sebuah perjuangan yang keras. Beliau adalah surga
terindah yang aku miliki, beliau adalah penerang di setiap jalan saya, dan
beliau juga sebagai panutan di saat saya sedang bimbang menghadapi suatu masalah,
ibu adalah segalanya bagi saya dari dulu, kemarin, hari ini, besok, selamanya
dan selama lamanya, my mother is everything.
Saya terlahir
dari satu saudara dan saya terlahir sebagai anak bungsu, saya mempunyai seorang
kakak, kakak saya bernama Wisnu Siwi Satiti, sejak awal SMA dia sudah mandiri,
dia sudah sekolah di kota sampai dia mendapatkan gelar sarjana dan bekerja di
kota. Dia orangnya rajin, pandai, pintar, baik hati, dia orangnya pemberani,
mandiri sejak kecil dan juga suka menolong sesama yang sedang mengalami
kesulita, dia orangya sangatlah rapi, dia selalu menata ulamg barang barangnya
yang tercecer, dan dia orang suka dengan kebersihan. Kaka saya adalah tipe
orang tegas dalam berbagai hal, tetapi dia juga sering bercanda dengan
keluaraga di saat waktu sanatai, kakak saya selalu memperhatikan saya, doa
selalu mengarahkan saya, dan memberikan yang terbaik untuk masa depan saya.
Itulah sebuah
AutoBiografi tentang saya, entang keluarga saya, dan juga tentang kehidupan
saya. Saya hanayalah seorang anak yang terlahir biasa dan saya saat ini sedang
memperjuangkan ke luar biasaan saya demi sebuah cita dan cinta di masa depan
yang lebih cerah, dan juga saya sedang mengalami proses untuk menemukan tentang
jati diri saya yang sebenarnya agar saya lebih bisa mengontrol diri saya dan
juga saya bisa memilih mana yang benar dan juga mana yang perlu saya tau bahwa
itu adalah salah. Inilah saya, saya yang biasa saja dan sedang menjadi yang
luarbiasa, dan semoga kalian bisa tau tentang saya dengan membaca AutoBiografi
yang sudah saya buat, jika ada kurang lebihnya saya minta maaf, dan tetap
kenallah saya dengan diri saya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar